Ketika saya mulai kembali ngblog, pasti saya bingung deh mau mulai cerita darimana? hehehe karna di kepala saya udah terlalu banyak yang dipikirin hehehe tapi saya coba bikin "daftar pembahasannya" sebelum saya masuk ke topik pembahasan.
1. Manusia itu? ( Pelajaran PPKN )
2. Kenapa kita harus berhubungan dengan orang lain?
3. Apa dampaknya kalo kita gak berhubungan sama orang lain?
4. Apa sih yang bikin hubungan itu jadi hancur berantakan?
5. Apa solusinya untuk tidak menjadi berantakan di dalam sebuah hubungan yang sudah dibangun?
Sebelum mulai membaca, saya menyarankan kepada anda yang membaca blog ini, harus dibaca sampai habis ya. :) karena biar tau point di dalam isi konten ini.
Apa itu hubungan? Yang selalu saya ingat jaman sekolah SMA pelajaran PPKN ( kalo sekarang masih ada PPKN gak ya? hahaha udah gak update saya ) waktu itu materinya tentang manusia, yang terlintas di otak saya "Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga sebagai makluk sosial" itu artinya, seintrovert apapun kita, tetep aja butuh belajar tentang "berhubungan dengan orang lain"
Buat orang-orang yang introvert kaya saya ( dulu ), saya yakini lebih nyaman sama dunia sendiri kan dibandingkan harus berinteraksi dengan orang lain? :) tapi coba hal beda deh, lakuin hal yang gak biasa anda lakuin. contohnya? ya berinteraksi dengan orang baru atau lebih banyak berinteraksi dengan orang lain dibandingkan harus sibuk sama dunia sendiri. Saya udah lakuin itu dan rasanya beda bgt. makannya saya buat posting ini karna saya mau menceritakan perbedaannya. hehehe
Masuk ke point ke-2 tentang Kenapa kita harus berhubungan dengan orang lain? setelah saya banyak berinteraksi sama banyak orang, membuat saya jadi pribadi yang berbeda sama yang dulu. pada saat jaman sekolah, saya agak males sih ngobrol sama orang. paling juga ngobrol sama orang-orang terdekat aja sih. hehehe
yang dulunya intovert, sekarang lebih netral sih ( jadi kadang introvert, kadang juga ekstrovert). Hal yang paling utama ketika kita berhubungan dengan orang lain, kita jadi belajar banyak tentang pengalaman dia dan isi kepalanya sih. karna kalo lihat dari penampilan aja apalagi kata orang pasti gak relevan deh :) jadi ada baiknya kita langsung ajak ngobrol orang baru atau orang yang gak biasa kita ajak interkasi sebelumnya.
Dari situ, kita akan mulai paham kenapa kita harus berhubungan dengan orang lain? selain manfaatnya kita bisa dapet informasi dari isi kepalanya, tanpa disadari kita juga membangun relasi(hubungan) pertemanan sama orang yang kita ajak ngobrol.
Masuk ke point ke-3 tentang Apa dampaknya kalo kita gak berhubungan sama orang lain? Well,dampak terbesar kalo kita gak berhubungan dengan orang lain, tentunya kita memiliki keterbatasan relasi dan pengetahuan kita hanya tau seputar yang kita baca,lihat dan dengarkan saja. saya sering ketemu orang-orang yang ngeluh gak punya kerjaan, setelah saya telusuri lagi, penyebab mereka gak punya kerjaan bukan hanya karna skill mereka kurang bagus, justru yang punya skill bagus juga belum tentu dapet kerjakan? :) penyebab terbesarnya sih karna gak membangun relasi(hubungan) dengan orang lain.
Masuk ke point ke-4 tentang Apa sih yang bikin hubungan itu jadi hancur berantakan? Akhir-akhir ini saya mencatat kenapa sih hubungan yang udah dijalin bisa hancur berantakan? hasil analisa saya sih banyak faktor yang bikin hubungan itu hancur berantakan. antara lain :
- Egois
Egois ini masalah yang sering saya temuin di dalam sebuah hubungan. entah si cwenya yang egois atau si cwonya yang egois. intinya kalo sama-sama egois gak akan ketemu jalan keluarnya deh. yang ada hanya saling menghancurkan satu sama lain dan melupakan tujuan awal kenapa hubungan itu dibangun? :)
- Tidak komitmen
Tidak komitmen adalah salah satu cara tercepat untuk menghancurkan hubungan yang udah dibangun :) karen hubungan butuh komitmen yang bagus. kalo tidak ya pasti hancur berantakan. ;)
- Tidak Jujur
Di dalam agama selalu mengajarkan tentang kejujuran, begitu juga dalam hubungan. sering denger ya kalimat "orang jujur pasti ancur?" justru sebaliknya, yang hari ini masih gak jujur sama pasangannya bakal jauh lebih ancur. kaya nempelin bom atom di dalam hubungan. tinggal tunggu meledaknya aja hehehe
- Komunikasi yang kacau balau ( tatan )
Hubungan butuh komunikasi yang jelas. karena dengan komunikasi yang kacau balau, anda akan mendapatkan informasi yang tidak valid dari orang terdekat anda.
Masuk ke point-5 tentang "Apa solusinya untuk tidak menjadi berantakan di dalam sebuah hubungan yang sudah dibangun?" Sebenernya ini adalah kebalikan dari point ke-4 sih hehehe
kalo tidak mau berantakan di dalam hubungan ya jangan egois, harus komitmen,harus jujur dan jaga komunikasi dengan baik.
udah gitu aja sih pembahasannya, makasih yang udah baca sampai sini. saya mau sholat isya dulu. Good luck for your relationship :)
Senin, 11 Desember 2017
Bercerita tentang sebuah hubungan
Diposting oleh
Rivai
di
05.20
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Kamis, 24 Agustus 2017
Kenapa Bisa Begini?
Beberapa hari ini jadi
pengajar untuk backup dosen saya ngajar programming sekaligus abis waktunya
untuk ngurus usaha jadi belum sempet blogging lagi hehehe
Di waktu-waktu saya gak
sibuk seperti sekarang, saya mau nyempetin diri untuk ngblog lagi. Daripada
hanya di simpan di otak saya. Ada banyaknya saya tuangkan dalam bentuk tulisan
seperti ini. Hehehe
Akhir-akhir ini lagi
ngerasa banget hopeless sama keadaan. Saya menyadari sekali bahwa kenyataan jauh lebih pahit daripada ilusi
yang ada di dalam otak.
Beberapa
hal yang membuat saya mengutarakan statement bahwa kenyataan itu pahit adalah karna
uang dan hubungan.
Waktu saya masih
sekolah, saya berfikir dengan sekolah dan berpendidikan tinggi akan membuat
saya jauh lebih mudah mendapatkan uang. Namun, Kenyataan berbanding terbalik
360 derajat. Mungkin karna saya tinggal di negara yang masih berkembang jadi
standar gajinya masih kecil. Karena teman saya yang kerjanya di luar negeri,
pendapatannya jauh lebih besar dibandingkan di dalam negeri. Tapi ada
konsekuensi dari setiap keputusan. Teman saya yang bekerja di Singapore harus
memutuskan untuk pindah kewarganegaraan Singapore. Kalo tidak pindah
kewarganegaraan, dia harus resign dari perusahaan tersebut.
“Kenyataan
memang pahit”
Setelah saya mempelajari
buku yang pembahasannya tentang uang, mulailah mindset-mindset lama tentang
uang saya berubah. Yang tadinya berfikir
kalo kerja adalah salah satu jalan untuk mendapatkan rezeki tapi ternyata itu
bukan salah satu jalan :)
Banyak jalan untuk
mencari rezeki bukan hanya dengan bekerja. Bisa juga anda menjadi freelancer
seperti pekerja lepas sebagai penulis,programmer,desainer dll.
Selain itu, anda juga
bisa membangun usaha sendiri atau menjadi investor untuk memabangun asset anda.
Saat ini, saya sedang berfikir
di titik kenapa beberapa orang harus bekerja untuk mencari uang? Apakah hidup
hanya untuk bekerja? Karna pekerjaan yang membuat sibuk sampai akhirnya tidak
memiliki waktu bersama orang yang disayang, teman, keluarga dll.
“Kenyataan
memang pahit”
Karena sibuk memikirkan
untuk survive/bertahan hidup sampai akhirnya orang-orang yang employer oriented tidak punya banyak
waktu selain bekerja.
Pertanyaan yang mungkin
ada pikir dan saya juga pikir :
APAKAH
INI BISA DIRUBAH?
Saya sudah menemukan
jawabannya dari buku-buku yang sudah saya baca. kalo anda tidak ingin bekerja
untuk uang. Maka anda harus membangun
asset. Seperti yang sudah saya
jelaskan diatas, asset bisa berupa bisnis anda, menjadi investor dan masih
banyak lagi. ( Coba googling )
Solusi untuk jawaban
tentang uang sudah tuntas. Saya selanjutnya ingin membahas tentang hubungan yang
sangkut pautnya masih tentang uang.
Ketika saya suka sama
seseorang yang super mandiri, Ia banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja
sehingga kadang mau ketemuan aja susah apalagi akhir-akhir ini susah juga untuk
komunikasi via chat atau telpon. Memang bagus sih untuk menjadi mandiri. Tapi ada
konsekuensi yang harus saya tanggung “Dia
gak punya waktu untuk saya”
“Kenyataan
memang pahit”
Saya juga memiliki
kesibukan untuk mengurus usaha saya. Apalagi untuk kedepannya saya memutuskan
untuk ngajar. Mungkin saya akan semakin sibuk dibandingkan hari-hari
sebelumnya. Karna saya sudah memutuskan untuk ngajar sekaligus menjalankan
usaha saya. Saya tidak ingin bekerja untuk uang. Tapi saya dibayar berdasarkan skill/kemampuan saya. Setiap jam saya
mengajar dengan kemampuan saya, dari situlah saya dibayar. Saya tidak ingin
dibayar hanya karna waktu saya.
Mungkin kedepannya,
karna saya memutuskan untuk mengajar. Saya dan dia akan jauh lebih sulit
berkomunikasi apalagi ketemu. Saya dan dia akan semakin sibuk dan sibuk. Kadang
kepikiran sih dan kangen. Cuma saya harus melewati masa-masa dimana saya harus
berhasil membangun asset.
“Kenyataan
memang pahit”
Ikhlas dan pasrah
adalah salah satu cara untuk membuat hati jauh lebih tenang. Ada masa dimana
kita harus membangun diri terlebih dahulu dan ada masanya kita harus
bareng-bareng.
Saya haru berhasil.
Allah sudah mengatur
ini semua. Tugas saya hanya menjalankan berdasarkan ketentuan darinya.
Diposting oleh
Rivai
di
20.29
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Kamis, 17 Agustus 2017
Don't Complaining #2
Setelah ngetik isi cerita dari judul "Don't Complaining #1", Sekarang saya ingin melanjutkan menceriktan tentang Don't complaining yang scope ceritanya dalam hubungan.
*Minum air putih dulu
*Sedikit nyemil dulu
Kenapa sih saya ingin melanjutkan cerita tentang Don't complaining #2? Karena selain kita complain sama belajar atau pekerjaan. pasti kita suka complain juga sama sebuah hubungan.
Hubungan selalu menjadi sesuatu yang asik untuk saya pecahkan masalahnya hehehe makannya saya ngetik ini untuk membuka pikiran anda dan diri saya sendiri.
Dalam menjalin hubungan, tentunya kita suka memberikan saran kepada orang yang kita sayang. saran tersebut tentu tujuannya baik. untuk merubah pasangan menjadi yang lebih baik.
sayangnya, tidak semua orang suka di kasih saran. ( termasuk pasangan kita )
ada dua respon ketika kita memberikan saran kepada orang yang kita sayang :
Diterima lalu dilakukan atau ditolak lalu di abaikan.
Kalo responnya yang pertama, tentunya kita seneng, karna pasangan kita berusaha untuk merubah hidupnya atas saran yang kita berikan.
Namun, kalo responnya yang kedua, tentu kita sedih dan apa yang mesti kita lakukan?
Sering kali, kita suka sekali melakukan pola kesalahan yang sama. coba saja anda pikirkan sekarang. apakah anda masih melakukan pola kesalahan yang sama? atau sebaliknya?
jika sebaliknya, saya sangat senang apabila mengetahui itu. :)
Saya disini ingin menceritakan agar pola kesalahan tersebut tidak terulang-ulang. jika terulang-ulang kembali maka anda akan terus complain terhadap pasangan.
Contoh sederhana saja : Ketika anda meminta pasangan anda untuk ngabarin tapi dia gak ngabarin. tentunya anda complain kan? rasanya bete dan kesel karna gak tau kabar dia lagi dimana? dengan siapa? dan semalem berbuat apa? ( kok jadi kaya lagu ya hehehe )
atau contoh masalah yang lain adalah ketika anda meminta ketemuan sama pasangan anda tapi malah dia sibuk sama temen-temen kantornya atau temen mainnya. rasanya anda di perlakukan tidak penting bukan? setelah itu, anda mulai complain dengan pasangan anda.
Saya tipe cwo yang benar-benar benci kalo disuruh complain. Kenapa? karena dengan hanya complain saja tidak membuat semua berubah menjadi lebih baik. karena pilihannya mau merubah hal tersebut atau tidak sama sekali?
Kalo kejadian-kejadian tersebut sering terulang dan anda komplain. itu bukan salah pasangan anda. tapi salah anda sendiri yang tidak sadar bahwa pasangan anda tidak benar-benar ingin merubahnya.
Kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk mengikuti apa yang kita mau. kalo tidak sejalan ya mungkin memang harusnya masing-masing aja. dibandingkan kita menarik-narik terus pasangan untuk mengikuti apa yang kita inginkan.
Melakukan complain terus menurus tidak akan merubah keadaan.
Tinggalkan atau lakukan perubahan adalah sebuah pilihan terbaik :)
*Minum air putih dulu
*Sedikit nyemil dulu
Kenapa sih saya ingin melanjutkan cerita tentang Don't complaining #2? Karena selain kita complain sama belajar atau pekerjaan. pasti kita suka complain juga sama sebuah hubungan.
Hubungan selalu menjadi sesuatu yang asik untuk saya pecahkan masalahnya hehehe makannya saya ngetik ini untuk membuka pikiran anda dan diri saya sendiri.
Dalam menjalin hubungan, tentunya kita suka memberikan saran kepada orang yang kita sayang. saran tersebut tentu tujuannya baik. untuk merubah pasangan menjadi yang lebih baik.
sayangnya, tidak semua orang suka di kasih saran. ( termasuk pasangan kita )
ada dua respon ketika kita memberikan saran kepada orang yang kita sayang :
Diterima lalu dilakukan atau ditolak lalu di abaikan.
Kalo responnya yang pertama, tentunya kita seneng, karna pasangan kita berusaha untuk merubah hidupnya atas saran yang kita berikan.
Namun, kalo responnya yang kedua, tentu kita sedih dan apa yang mesti kita lakukan?
Sering kali, kita suka sekali melakukan pola kesalahan yang sama. coba saja anda pikirkan sekarang. apakah anda masih melakukan pola kesalahan yang sama? atau sebaliknya?
jika sebaliknya, saya sangat senang apabila mengetahui itu. :)
Saya disini ingin menceritakan agar pola kesalahan tersebut tidak terulang-ulang. jika terulang-ulang kembali maka anda akan terus complain terhadap pasangan.
Contoh sederhana saja : Ketika anda meminta pasangan anda untuk ngabarin tapi dia gak ngabarin. tentunya anda complain kan? rasanya bete dan kesel karna gak tau kabar dia lagi dimana? dengan siapa? dan semalem berbuat apa? ( kok jadi kaya lagu ya hehehe )
atau contoh masalah yang lain adalah ketika anda meminta ketemuan sama pasangan anda tapi malah dia sibuk sama temen-temen kantornya atau temen mainnya. rasanya anda di perlakukan tidak penting bukan? setelah itu, anda mulai complain dengan pasangan anda.
Saya tipe cwo yang benar-benar benci kalo disuruh complain. Kenapa? karena dengan hanya complain saja tidak membuat semua berubah menjadi lebih baik. karena pilihannya mau merubah hal tersebut atau tidak sama sekali?
Kalo kejadian-kejadian tersebut sering terulang dan anda komplain. itu bukan salah pasangan anda. tapi salah anda sendiri yang tidak sadar bahwa pasangan anda tidak benar-benar ingin merubahnya.
Kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk mengikuti apa yang kita mau. kalo tidak sejalan ya mungkin memang harusnya masing-masing aja. dibandingkan kita menarik-narik terus pasangan untuk mengikuti apa yang kita inginkan.
Melakukan complain terus menurus tidak akan merubah keadaan.
Tinggalkan atau lakukan perubahan adalah sebuah pilihan terbaik :)
Diposting oleh
Rivai
di
01.03
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Don't complaining #1
Setelah menuntaskan kuliah S1 Teknik informatika, saya kembali mau blogging tentang hal-hal yang gak mesti di complain dalam hidup.
Sebelum masuk ke pembahasan, saya ingin cerita sedikit tentang kuliah saya sampai akhirnya saya berhasil menuntaskannya. :)
Ketika saya lulus SMA, saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah saya di tempat kuliah yang swasta. entah kenapa saya gak mau ambil negeri. ketika temen-temen sibuk banget ikut SBMPTN,SIMAK UI dll. saya sangat tidak tertarik.
Saya lebih tertarik kuliah di tempat yang dimana pembelajarannya tidak banyak waktu luang. dalam artian full setiap hari belajar. akhirnya saya ketemu STMIK dibekasi. :)
waktu saya sudah memutuskan pilihan kuliah di salah satu STMIK, saya mendengar keluhan dari temen waktu saya les di LIA. dia merasa tidak cocok dengan jurusan Komputer di salah satu Universitas NEGERI. tapi karna dia pengin masuk di salah satu unversitas negeri maka dia jalanin aja kuliahnya.
Kesimpulan : Pilihlah sesuatu yang kamu suka tanpa harus memperdulikan omongan orang lain. pilihan yang baik selalu datang dari dalam diri sendiri dibandingkan harus ngikutin orang.
Lajut baca yuk.......... :)
Awal kuliah, saya mengambil D3 MANAGEMENT INFORMATIKA karna dari jaman SMP dan SMA, saya sudah suka main komputer. saya suka desain grafis atau membuat sesuatu gitu deh di depan laptop saya. hehehe
Selama kuliah, kerjaan saya hanya kuliah,bermain sama temen dan waktu itu masih sempet untuk ngband hehehe ( sekarang sih udah engga )
berjalanlah tuh semester 1-3, di semester 3, saya mulai merasa jenuh dengan kehidupan yang gitu-gitu aja. maksudnya gimana? saya mulai merasa jenuh kalo hanya belajar aja. benar-benar di posisi anak muda yang jenuh sama hidup.
Pada saat semester 3, Bokap sakit parah yang akhirnya mulailah membuka pemikiran saya untuk menjadi pribadi yang mandiri. Pada waktu itu, saya benar-benar mearasa down banget, entah harus gimana caranya saya harus mandiri?
Mulailah dari situ, timbul keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri. keputusan saya waktu itu adalah mencari pekerjaan. karena pada waktu semester 3, pengetahuan saya untuk mendapatkan uang hanya dengan bekerja.
Singkat cerita, saya berjanji sama diri saya sendiri, kalo bapa saya sembuh dari penyakitnya saya harus mandiri. alhamdulillah Allah memberikan kesembuhan bapa saya sehingga membuat saya lebih semangat untuk tidak minta uang ke orang tua saya. :)
Akhirnya, semua pola pikir saya berubah 360 derajat ( suhu kali ah hehehe )
Saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah S1 mengambil jurusan TEKNIK INFORMATIKA dan saya memutuskan ambil kerja dari pagi sampai sore dan ambil kuliah malam.
Saya ingat sekali waktu pertama kali saya melamar kerja, saya memilih bekerja sebagai programmer di dalam satu perusahaan di jakarta dengan gaji yang saya minta sebesar Rp 1.500.000.
Serius hanya Rp 1.500.000? yap, saya menuliskan di kertas sejumlah itu, karna saya masih polos sekali tidak tau tentang uang dan yang saya pikir waktu itu, saya harus mampu bayar kuliah sendiri dan mencukupi kebutuhan hidup saya sendiri.
Saya sangat paham kalo orang tua saya pasti support untuk kebutuhan hidup saya, tapi yang saya pikirkan adalah saya tidak bisa menjadi anak muda yang apa-apa selalu minta. saya sudah mulai berfikir seperti itu ketika umur saya 19 Tahun.
Beberapa minggu setelah saya melamar, akhirnya saya dapat telpon dari perusahaan tersebut. dari telpon tersebut memberikan informasi kalo saya diterima kerja. alhamdulillah hehehe
akhirnya, saya datengin tuh perusahaan tersebut dan bertemu dengan manager. saya diberitahu manager tersebut kalo pemilik perusahaan tersebut menambahkan gaji saya sebesar Rp 1.000.000 jadi total gaji saya pertama kali kerja adalah Rp 2.500.000
Saya semakin bersyukur dengan hidup saya. karna buat orang yang baru kerja, dapet uang Rp 2.500.000 pasti seneng hehehe
Setelah diterima di kerjaan, saya mengikuti semua peraturan di tempat kerja tersebut. beruntungnya saya gak mesti pake baju kantor atau jas berdasi hehehe saya cukup memakai kemeja dan celana jeans. saya tipe cwo yang tidak suka pakaian formal hehehe
Selama saya bekerja, impian saya untuk jadi pribadi yang mandiri tercapailah. saya jadi mampu membayar kuliah sendiri, saya jadi mampu mencukupi kebutuhan hidup saya sendiri dan memberikan sebagian rezeki saya untuk mamah saya. Alhamdulillah
dari kebiasan mandiri tersebut masih nempel ke pribadi saya sampai saat ini. :)
Selama saya kerja, saya jarang sekali makan siang di luar kantor, saya lebih memilih membawa makanan sendiri dari rumah hehehe saya di komplain sih sama bokap, "kamu kan udah punya gaji, sisihkan sedikit uangmu untuk makan siang diluar kantor, kalo kamu gak cukup, nanti bapak ganti deh."
Saya cukup mendengar dan berkat "Iya pah," kenyataannya saya tetep meminta mamah saya untuk bawain bekel untuk kerja hahaha uang makan siang saya, saya sisihkan untuk belajar lagi. untuk mengikuti course di luar dari kampus. karna fokus saya waktu kerja adalah meningkatkan skill diri saya.
Lanjut ceritanya......
Selama 3 bulan kerja, saya diterima baik dengan perusahaan tersebut dan banyak memberikan invoasi dibidang saya. saya banyak membuat program-progran untuk client di perusahaan. tapi saya selalu merasa jenuh kalo kerjanya di kantor.
3 bulan pertama, saya ingin sekali keluar dari kantor tersebut karna saya merasa tidak cocok kerja di kantor. setelah saya mengajukan keluar, gaji saya malah di naikkan hehehe akhirnya saya tetap bekerja sambil mempertimbangkan lagi untuk keluar dari kerjaan.
pada saat sudah satu tahun kerja dan waktu itu sudah semester 6, saya mulai mengajukan resign kembali karna saya pikir saya harus menuntaskan kuliah saya. saya harus inget goal awal saya. saya tau persis gimana perasaan sedih saya meninggalkan team saya yang super support bgt sama saya. mereka baik-baik semua dari mulai bagian gudang,bagian bikin produksi,bagian marketing sampai direkturnya pun support bgt.
tapi saya harus tetap menjaga mimpi saya, sampai akhirnya bos saya melepas saya pada waktu itu. saya inget sekali bos saya waktu itu berkata "Kalo kamu mau main-main kesini, dateng aja ya. untuk kedepannya kita kerjasama aja ya jangan putus hubungan"
Saya sangat senang mendengar ucapan bos saya tersebut. itu artinya kredibilitas saya baik di perusahaan tersebut.
Singkat cerita, saya masih dapet orderan pembuatan aplikasi di kantor lama saya. saya benar-benar fokus dengan usaha yang saya jalani sekarang di bidang software development dan Facebook advertising.
Rata-rata, orderan yang masuk hasil dari rekomendasi orang lain. sangat sangatlah bersyukur dengan hidup saya.
Coba anda bayangkan, jika saat saya down bgt sama hidup dan complain sama hidup saya. mungkin saya tidak mampu menuntaskan kuliah saya, mungkin saya tidak mampu menjadi pribadi yang mandiri, mungkin saya masih menjadi anak yang culun tidak tegas terhadap hidup sendiri. berterima kasihlah terhadap masalah yang sedang kita hadapi sekarang. Don't Complaining
Kesimpulan : Ketika anda memutuskan bekerja, bekerjalah untuk mengembangkan skill yang anda inginkan. fokus terhadap tujuan anda kenapa memutuskan ingin bekerja? kalo tujuan anda hanyalah uang, anda tidak akan pernah maju dan tentunya mudah menyerah. kenapa? karena yang anda lihat hanya uang, uang dan uang.
Selain itu, tuntaskan terhadap apa yang anda sudah mulai. saya memulai kuliah dengan keinginan sendiri, itu artinya saya harus bertanggung jawab untuk menuntaskannya juga. Don't complaining.
Perjalanan saya masih panjang, masih banyak cerita terbaik yang harus saya buat kedepannya. nantikan :)
Sebelum masuk ke pembahasan, saya ingin cerita sedikit tentang kuliah saya sampai akhirnya saya berhasil menuntaskannya. :)
Ketika saya lulus SMA, saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah saya di tempat kuliah yang swasta. entah kenapa saya gak mau ambil negeri. ketika temen-temen sibuk banget ikut SBMPTN,SIMAK UI dll. saya sangat tidak tertarik.
Saya lebih tertarik kuliah di tempat yang dimana pembelajarannya tidak banyak waktu luang. dalam artian full setiap hari belajar. akhirnya saya ketemu STMIK dibekasi. :)
waktu saya sudah memutuskan pilihan kuliah di salah satu STMIK, saya mendengar keluhan dari temen waktu saya les di LIA. dia merasa tidak cocok dengan jurusan Komputer di salah satu Universitas NEGERI. tapi karna dia pengin masuk di salah satu unversitas negeri maka dia jalanin aja kuliahnya.
Kesimpulan : Pilihlah sesuatu yang kamu suka tanpa harus memperdulikan omongan orang lain. pilihan yang baik selalu datang dari dalam diri sendiri dibandingkan harus ngikutin orang.
Lajut baca yuk.......... :)
Awal kuliah, saya mengambil D3 MANAGEMENT INFORMATIKA karna dari jaman SMP dan SMA, saya sudah suka main komputer. saya suka desain grafis atau membuat sesuatu gitu deh di depan laptop saya. hehehe
Selama kuliah, kerjaan saya hanya kuliah,bermain sama temen dan waktu itu masih sempet untuk ngband hehehe ( sekarang sih udah engga )
berjalanlah tuh semester 1-3, di semester 3, saya mulai merasa jenuh dengan kehidupan yang gitu-gitu aja. maksudnya gimana? saya mulai merasa jenuh kalo hanya belajar aja. benar-benar di posisi anak muda yang jenuh sama hidup.
Pada saat semester 3, Bokap sakit parah yang akhirnya mulailah membuka pemikiran saya untuk menjadi pribadi yang mandiri. Pada waktu itu, saya benar-benar mearasa down banget, entah harus gimana caranya saya harus mandiri?
Mulailah dari situ, timbul keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri. keputusan saya waktu itu adalah mencari pekerjaan. karena pada waktu semester 3, pengetahuan saya untuk mendapatkan uang hanya dengan bekerja.
Singkat cerita, saya berjanji sama diri saya sendiri, kalo bapa saya sembuh dari penyakitnya saya harus mandiri. alhamdulillah Allah memberikan kesembuhan bapa saya sehingga membuat saya lebih semangat untuk tidak minta uang ke orang tua saya. :)
Akhirnya, semua pola pikir saya berubah 360 derajat ( suhu kali ah hehehe )
Saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah S1 mengambil jurusan TEKNIK INFORMATIKA dan saya memutuskan ambil kerja dari pagi sampai sore dan ambil kuliah malam.
Saya ingat sekali waktu pertama kali saya melamar kerja, saya memilih bekerja sebagai programmer di dalam satu perusahaan di jakarta dengan gaji yang saya minta sebesar Rp 1.500.000.
Serius hanya Rp 1.500.000? yap, saya menuliskan di kertas sejumlah itu, karna saya masih polos sekali tidak tau tentang uang dan yang saya pikir waktu itu, saya harus mampu bayar kuliah sendiri dan mencukupi kebutuhan hidup saya sendiri.
Saya sangat paham kalo orang tua saya pasti support untuk kebutuhan hidup saya, tapi yang saya pikirkan adalah saya tidak bisa menjadi anak muda yang apa-apa selalu minta. saya sudah mulai berfikir seperti itu ketika umur saya 19 Tahun.
Beberapa minggu setelah saya melamar, akhirnya saya dapat telpon dari perusahaan tersebut. dari telpon tersebut memberikan informasi kalo saya diterima kerja. alhamdulillah hehehe
akhirnya, saya datengin tuh perusahaan tersebut dan bertemu dengan manager. saya diberitahu manager tersebut kalo pemilik perusahaan tersebut menambahkan gaji saya sebesar Rp 1.000.000 jadi total gaji saya pertama kali kerja adalah Rp 2.500.000
Saya semakin bersyukur dengan hidup saya. karna buat orang yang baru kerja, dapet uang Rp 2.500.000 pasti seneng hehehe
Setelah diterima di kerjaan, saya mengikuti semua peraturan di tempat kerja tersebut. beruntungnya saya gak mesti pake baju kantor atau jas berdasi hehehe saya cukup memakai kemeja dan celana jeans. saya tipe cwo yang tidak suka pakaian formal hehehe
Selama saya bekerja, impian saya untuk jadi pribadi yang mandiri tercapailah. saya jadi mampu membayar kuliah sendiri, saya jadi mampu mencukupi kebutuhan hidup saya sendiri dan memberikan sebagian rezeki saya untuk mamah saya. Alhamdulillah
dari kebiasan mandiri tersebut masih nempel ke pribadi saya sampai saat ini. :)
Selama saya kerja, saya jarang sekali makan siang di luar kantor, saya lebih memilih membawa makanan sendiri dari rumah hehehe saya di komplain sih sama bokap, "kamu kan udah punya gaji, sisihkan sedikit uangmu untuk makan siang diluar kantor, kalo kamu gak cukup, nanti bapak ganti deh."
Saya cukup mendengar dan berkat "Iya pah," kenyataannya saya tetep meminta mamah saya untuk bawain bekel untuk kerja hahaha uang makan siang saya, saya sisihkan untuk belajar lagi. untuk mengikuti course di luar dari kampus. karna fokus saya waktu kerja adalah meningkatkan skill diri saya.
Lanjut ceritanya......
Selama 3 bulan kerja, saya diterima baik dengan perusahaan tersebut dan banyak memberikan invoasi dibidang saya. saya banyak membuat program-progran untuk client di perusahaan. tapi saya selalu merasa jenuh kalo kerjanya di kantor.
3 bulan pertama, saya ingin sekali keluar dari kantor tersebut karna saya merasa tidak cocok kerja di kantor. setelah saya mengajukan keluar, gaji saya malah di naikkan hehehe akhirnya saya tetap bekerja sambil mempertimbangkan lagi untuk keluar dari kerjaan.
pada saat sudah satu tahun kerja dan waktu itu sudah semester 6, saya mulai mengajukan resign kembali karna saya pikir saya harus menuntaskan kuliah saya. saya harus inget goal awal saya. saya tau persis gimana perasaan sedih saya meninggalkan team saya yang super support bgt sama saya. mereka baik-baik semua dari mulai bagian gudang,bagian bikin produksi,bagian marketing sampai direkturnya pun support bgt.
tapi saya harus tetap menjaga mimpi saya, sampai akhirnya bos saya melepas saya pada waktu itu. saya inget sekali bos saya waktu itu berkata "Kalo kamu mau main-main kesini, dateng aja ya. untuk kedepannya kita kerjasama aja ya jangan putus hubungan"
Saya sangat senang mendengar ucapan bos saya tersebut. itu artinya kredibilitas saya baik di perusahaan tersebut.
Singkat cerita, saya masih dapet orderan pembuatan aplikasi di kantor lama saya. saya benar-benar fokus dengan usaha yang saya jalani sekarang di bidang software development dan Facebook advertising.
Rata-rata, orderan yang masuk hasil dari rekomendasi orang lain. sangat sangatlah bersyukur dengan hidup saya.
Coba anda bayangkan, jika saat saya down bgt sama hidup dan complain sama hidup saya. mungkin saya tidak mampu menuntaskan kuliah saya, mungkin saya tidak mampu menjadi pribadi yang mandiri, mungkin saya masih menjadi anak yang culun tidak tegas terhadap hidup sendiri. berterima kasihlah terhadap masalah yang sedang kita hadapi sekarang. Don't Complaining
Kesimpulan : Ketika anda memutuskan bekerja, bekerjalah untuk mengembangkan skill yang anda inginkan. fokus terhadap tujuan anda kenapa memutuskan ingin bekerja? kalo tujuan anda hanyalah uang, anda tidak akan pernah maju dan tentunya mudah menyerah. kenapa? karena yang anda lihat hanya uang, uang dan uang.
Selain itu, tuntaskan terhadap apa yang anda sudah mulai. saya memulai kuliah dengan keinginan sendiri, itu artinya saya harus bertanggung jawab untuk menuntaskannya juga. Don't complaining.
Perjalanan saya masih panjang, masih banyak cerita terbaik yang harus saya buat kedepannya. nantikan :)
Diposting oleh
Rivai
di
00.33
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Sabtu, 01 Juli 2017
Dua Dunia
Setelah pulang dari kampung halaman, saya ingat bahwa saya pernah membuat note di handphone saya selama perjalanan menuju kampung halaman.
Saya menemukan ide tulisan "Dua Dunia" ketika saya menyadari ada dua faktor yang berperan penting di dalam kehidupan kita.
Apa saja dua faktor tersebut?
.
.
.
.
.
.
Santai dulu :) sebelum masuk ke pembahasan, saya ingin jelaskan terlebih dahulu kenapa saya kepikiran untuk ngetik di laptop tentang judul Dua Dunia?
Jadi, ceritanya saya menyadari ada faktor-faktor yang menyebabkan diri kita lebih baik dari sebelumnya ataupun sebaliknya yaitu lebih buruk. faktor-faktor inilah yang harus kita pahami bersama agar kita hidup menjadi lebih baik. #Positifitukita
*Masuk ke pembahasan
Jadi, dua faktor itu adalah Faktor Eksternal ( Faktor diluar dari diri kita ) dan Faktor Internal ( Faktor di dalam diri kita )
Faktor Eksternal ( Faktor diluar dari diri kita )
Faktor eksternal inilah yang tidak bisa kita kontrol. Maksudnya? Biar lebih mudah dicerna, saya berikan gambaran terlebih dahulu ya.
Contoh saya gini, ketika anda menjalin hubungan dengan lawan jenis anda, beberapa bulan di jalani dan ternyata tidak cocok akhirnya putus. apa putus cinta dalam hubungan itu keinginan anda? tentu bukan ya? nah, inilah yang disebut faktor eksternal atau faktor yang ada diluar diri kita. kita hanya bisa merespon setiap sesuatu yang terjadi di luar diri kita. respon kita inilah yang sangat penting ketika ada masalah di faktor eksternal dalam diri kita. oleh karna itu, dibutuhkan kecerdasan emosional yang bagus untuk mengontrol sesuatu yang diluar dalam diri kita. ya,walaupun tidak 100% kita bisa kontrol. yang kita bisa hanyalah fokus terhadap respon dalam diri kita.
Faktor Internal ( Faktor di dalam diri kita )
Faktor internal ini sebenernya anda mungkin sudah pahami. seperti kepercayaan diri, gaya hidup dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya jelaskan. yang terpenting anda menangkap point pentingnya, yaitu yang ada di dalam diri anda.
Faktor Internal dalam diri kita sepenuhnya bisa kita kontrol. contoh sederhana saja, misalkan saja anda seseorang yang tidak percaya diri untuk ngomong di depan umum, anda bisa saja mengikuti seminar atau course public speaking untuk membantu anda percaya diri tampil di depan umum. clear ya?
Kenapa sih kita harus tau Faktor eksternal dan faktor internal di dalam diri?
Jawaban saya sih simple : Agar anda mudah menganalisa masalah hidup anda.
Agar anda paham sebenernya masalah yang saat ini sedang anda hadapi itu datangnya dari faktor luar diri anda atau sebaliknya?
Simple.
Semoga Bermanfaat
Saya menemukan ide tulisan "Dua Dunia" ketika saya menyadari ada dua faktor yang berperan penting di dalam kehidupan kita.
Apa saja dua faktor tersebut?
.
.
.
.
.
.
Santai dulu :) sebelum masuk ke pembahasan, saya ingin jelaskan terlebih dahulu kenapa saya kepikiran untuk ngetik di laptop tentang judul Dua Dunia?
Jadi, ceritanya saya menyadari ada faktor-faktor yang menyebabkan diri kita lebih baik dari sebelumnya ataupun sebaliknya yaitu lebih buruk. faktor-faktor inilah yang harus kita pahami bersama agar kita hidup menjadi lebih baik. #Positifitukita
*Masuk ke pembahasan
Jadi, dua faktor itu adalah Faktor Eksternal ( Faktor diluar dari diri kita ) dan Faktor Internal ( Faktor di dalam diri kita )
Faktor Eksternal ( Faktor diluar dari diri kita )
Faktor eksternal inilah yang tidak bisa kita kontrol. Maksudnya? Biar lebih mudah dicerna, saya berikan gambaran terlebih dahulu ya.
Contoh saya gini, ketika anda menjalin hubungan dengan lawan jenis anda, beberapa bulan di jalani dan ternyata tidak cocok akhirnya putus. apa putus cinta dalam hubungan itu keinginan anda? tentu bukan ya? nah, inilah yang disebut faktor eksternal atau faktor yang ada diluar diri kita. kita hanya bisa merespon setiap sesuatu yang terjadi di luar diri kita. respon kita inilah yang sangat penting ketika ada masalah di faktor eksternal dalam diri kita. oleh karna itu, dibutuhkan kecerdasan emosional yang bagus untuk mengontrol sesuatu yang diluar dalam diri kita. ya,walaupun tidak 100% kita bisa kontrol. yang kita bisa hanyalah fokus terhadap respon dalam diri kita.
Faktor Internal ( Faktor di dalam diri kita )
Faktor internal ini sebenernya anda mungkin sudah pahami. seperti kepercayaan diri, gaya hidup dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya jelaskan. yang terpenting anda menangkap point pentingnya, yaitu yang ada di dalam diri anda.
Faktor Internal dalam diri kita sepenuhnya bisa kita kontrol. contoh sederhana saja, misalkan saja anda seseorang yang tidak percaya diri untuk ngomong di depan umum, anda bisa saja mengikuti seminar atau course public speaking untuk membantu anda percaya diri tampil di depan umum. clear ya?
Kenapa sih kita harus tau Faktor eksternal dan faktor internal di dalam diri?
Jawaban saya sih simple : Agar anda mudah menganalisa masalah hidup anda.
Agar anda paham sebenernya masalah yang saat ini sedang anda hadapi itu datangnya dari faktor luar diri anda atau sebaliknya?
Simple.
Semoga Bermanfaat
Diposting oleh
Rivai
di
06.45
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Minggu, 04 Juni 2017
Sepertinya saya butuh perubahan
Sepertinya saya butuh perubahan dalam hidup. rasanya agak jenuh juga dengan rutinitas yang super basi ini. tapi sebelum membuat perubahan. saya harus tau dulu point-point penting yang harus saya rubah dalam diri sendiri. karna otak kita gak bisa memahami sesuatu tanpa deskripsi perubahan apa yang dibuat dengan jelas....
Saya paham betul kalo perubahan butuh proses dan saya mulai belajar menikmati prosesnya walaupun pahit,lambat dan tertekan. balik lagi ke sebuah konsep perubahan : perubahan gak akan terjadi kalo kita tidak konsisten dan tidak mau berjuang akan perubahan itu sendiri.
Saya pikir, gak semua orang bertahan untuk membuat sebuah perubahan karna kondisi kenyamanan yang dirasakan sekarang. kalo perubahan itu butuh proses berarti kita harus mencintai proses di dalam perubahan itu sendiri. butuh rasa cinta yang kuat untuk mejalani sesuatu yang kita gak suka untuk mencapai tujuan besar yaitu : perubahan.
Baik dan buruk selalu jadi pilihan dan saya memilih untuk membuat perubahan baik di dalam diri saya sendiri. banyak hal yang saya ingin rubah kedepannya tanpa perlu saya sebutkan point-pointnya postingan ini.
Jika saya berhasil, saya akan posting di artikel selanjutnya. :)
#Perubahan
Diposting oleh
Rivai
di
00.46
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Kamis, 25 Mei 2017
Alesan klasik : Berakhir di waktu
Banyak hal yang bikin kita sedih di dunia ini selain gak punya uang yaitu gak punya waktu. kalo kita gak punya uang tentu bisa mencarinya dengan cara berjualan,bekerja atau apapun hal yang berkah dan bisa menghasilkan uang. betul?
Rasanya terlalu drama banget kalo sama-sama gak punya waktu untuk orang yang kita sayang.
Masalahnya emang bener-bener sibuk?
Bener-bener sibuk?
Di dalam seminggu emang gak bisa memanfatkan waktu untuk ketemu?
Di dalam sebulan emang gak bisa memanfaatkan waktu untuk ketemu?
Bercerita sedikit pengalaman gue waktu deket sama orang yang gue sayang, sempet mikir bodoh, jadi kejadiannya tuh ketika gue semester 3 ( Kuliah ). gue memutuskan untuk bekerja sambil kuliah karna alesan yang kuat untuk gue memutuskan kerja sambil kuliah adalah :
- Jadi anak muda yang mandiri
- bosen sama kehidupan dikampus yang gitu-gitu aja.
Akhirnya, gue memutuskan untuk ketemu orang yang gue sayang dan bilang "Lebih baik kedekatan kita sampai sini aja ya"
Setelah gue ngomong gitu ke cwe tersebut, cwe itu nangis dan bilang ke gue "Elo kok jahat banget sih. gue kan sayang sama elo"
Waktu itu yang ada di dalam pikiran gue adalah gue takut gak bisa membagi waktu gue antara kuliah,kerja dan cinta. takut semua jadi terbengkalai. sampai akhirnya gue harus rela mengorbankan perasaan gue sendiri.
Jadi, bukan disisi cwenya aja sakit hati, sebenernya gue juga tapi gue mencoba untuk menutupi itu hehehe
Sampai pada akhirnya, gue ngejalanin kehidupan yang hanya kerja dan kuliah.
Konsekuensinya apa yang gue tanggung setelah gue memilih kerja dan kuliah aja?
Bosen.
Hahaha
Dan sebenernya kuliah dan kerja gue juga dari senin-Jum'at aja. masih ada sisa hari sabtu dan minggu.
Dari pengalaman tersebut gue menyadari, yang salah bukan di waktu tapi kesalahan di manajemen pengelolaan waktu kita. 😃
Lo selalu punya waktu untuk orang yang lo sayang walaupun mungkin gak banyak tapi kalo lo mau mengusahakan pasti bisa kok 😃
Banyak banget gue temuin alesan klasik putus karna sama-sama gak punya waktu. alah, bilang aja sama-sama gak pinter ngatur waktu 😃
Jadi hikmah yang lo ambil dari cerita di atas adalah Jangan relakan perasaan lo gitu aja untuk orang yang lo sayang hanya karna lo pikir lo gak punya waktu. 😃
Manfaatkan waktu sebaik-baiknya dan jangan biarkan orang yang lo sayang pergi gitu aja.
Jaga hubungan baik-baik dengan komunikasi yang baik dan ketemuannya juga diatur waktunya biar semua berjalan dengan semestinya.
Karna anak muda itu gak asik kalo :
- Gak ada yang dikerjain
- Gak ada yang di cintai
- Gak Punya tujuan yang jelas
Kalo kita mampu melengkapi 3 point itu mungkin hidup akan jauh lebih baik dan kita punya semangat yang lebih untuk survive.
Coba kontak lagi orang yang masih elo sayang dan bicarakan baik-baik lagi hubungannya. siapa tau bisa balikan lagi dan sama-sama sadar untuk memperbaiki mindset dan hubungannya :)
karena hubungan bikin kita cerdas dalam mengelola emosi, waktu dan keuangan.
Good luck 😃
Diposting oleh
Rivai
di
09.13
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook